Defensive Driving - miraclewijaya.com

Defensive Driving

Miraclewijaya.com | Mengemudi merupakan aktivitas manusia yang berbahaya, jutaan manusia meninggal setiap tahun, milyaran dollar untuk biaya recovery,sebagai manusia modern tentu anda akan menggunakan jalan raya maka sebagai manusia modern potensi anda mengalami kecelakaan semakin besar, bagaimana mengadakan pencegahannya, technique mengemudi defensive adalah salah satu solusi yang terbaik saat ini, maka mulailah melatih diri anda dengan technique Defensive 

Dasar Mengemudi Defensive ialah 

  • Attitude ( Sikap ) 
  • Space ( Ruang ) 
  • Visibillity (Bidang Pandang) 
  • Skill ( Keterampilan ) 

Banyak kecelakaan disebabkan oleh tidak terampilnya pengemudi, banyak pengemudi yang tidak dapat mengerem dengan benar, ada 3 cara mengerem yakni STAB, SQUEEZE dan THRESHOLD penerapan cara mengerem tergantung pada kondisi serta type rem yang terpasang pada kendaraan yang dikemudikan, oleh karena itu pengemudi yang defensive harus memahami type rem dari kendaraan yang dikemudi kanya sehingga bila mengahadapi kondisi darurat ( licin ) akan dapat mengerem dengan benar, kesalahan mengerem dapat mengakibatkan hilangnya effectivitas roda kemudi yang berakibat kemanapun steer diputar kendaraan tidak akan berubah arah maka terjadilah kecelakaan. 

Jadi intinya kecelakaan terjadi karena pengemudi gagal mengontrol roda kemudi atau pengemudi gagal mengerem dengan benar 

SAFE FOLLOWING DISTANCE (JARAK AMAN) 

 Yang dimaksud jarak aman adalah jarak antara kendaraan yang kita kemudikan dengan kendaraan yang ada didepan kita, banyak pengemudi yang tidak dapat membuat jarak aman sehingga sering terjadi tabrakan beruntun, untuk mencegah agar tidak terlibat dengan tabrakan berun tun seorang pengemudi harus selalu menjaga jarak dengan benar. Yang perlu diketahui untuk membuat jarak aman ialah dengan mempertimbang kan reaksi manusia (human reaction time), reaksi mekanikal (mechanical reaction time) serta besaran momentum. 

Seorang pengemudi yang tidak tahu mengenai tiga element diatas maka dapat dipastikan bahwa pengemudi tersebut belum dapat membuat jarak aman secara benar, maka yang bersankutan memiliki potensi menabrak dari belakang atau terlibat dengan tabrakan beruntun, bahkan pernah terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan belasan kendaraan sekaligus. 

Human reaction time ( reaksi manusia ) menurut Hendon Driving School kecepatan reaksi manusia berkisar anatara 0.4 detik sampai 0.8 detik, namun kecepatan dapat berubah menjadi lamban yang sebabkan oleh pengaruh alkohol maupun obat-obatan serta dipengaruhi juga oleh kele lahan, oleh sebab itu bila seseorang akan mengemudi jangan pernah mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan yang dapat mempengaruhi daya pikir dan reaksi, disarankan seorang pengemudi harus mendapatkan istirahat yang memadai. 

Mechanical Reaction Time menurut Hardie Ferrodo, system rem konve sional memiliki waktu reaksi selama 0.3 detik dan akan menjadi lebih lamban bila settingnya tidak benar, untuk memprediksi kemampuan rem sebaiknya pengemudi selalu mencoba fungsi rem sebelum menjalankan kendaraan.Dengan memahami ketiga elemen diatas diharapkan para pembaca menyadari arti penting mebuat jarak aman dan benar dalam penerapanya. Harus kita ingat membuat jarak aman perlu mempertimbangkan "Human Reaction Time", "Mechanical Reaction Time" dan Kinetic Force. 

Safe Bubble (Lingkaran Aman) 
Mengemudi merupakan aktivitas yang dinamik, selama kita mengemudi kita akan mengalami kondisi yang selalu berubah oleh karena itu se orang pengemudi dituntut untuk mengetahui apa yang ada disekitarnya dengan mengetahui kondisi sekitar kendaraan maka potensi menyerem pet maupun diserempet dapat dicegah lebih awalApapun bisnis anda pasti menggunakan transportasi, oleh karena itu divisi transportasi merupakan divisi yang paling berpotensi menimbulkan kerugian bahkan dapat menimbulkan kesan buruk pada perusahaan anda mulai saat ini kita pikirkan apakah aset yang tinggi nilainya akan di operasikan oleh orang yang belum terlatih secara baik.  

Bidang samar/Blind Spot bisa terbentuk oleh 2 hal yakni: Blind spot terbentuk karena kontruksi kendaraan Blind Spot terjadi karena lingkungan Umumnya kendaraan besar blind spotnya semakin jauh hal ini meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan,dibanyak negara maju masih sering terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh bidang samar, blind spot dapat juga terbentuk karena lingkungan,umumnya jalan dibangun megikuti contour bumi hal ini bisa kita rasakan ketika kita mengemudi di daerah pegunungan dan lembah selain kedua factor diatas kepadatan lalu lintas juga mempengaruhi atau menciptakan bidang samar terutama lalu lintas dikota-kota besar Bagaimana menyikapi bidang samar? Untuk pencegahan kecelakaan yang penyebabnya bidang samar banyak hal yang perlukita lakukan yakni:  
  • Memperlambat kendaraan menjelang lokasi bidang samar 
  • Penggunaan alat komunikasi (klakson dan lampu) 
  • Menoleh/memastikan bidang samar sebelum maneuver 
  • Mengikuti prosedure saat pindah jalur/menyalip 
  • Jangan pernah menyalip ditikungan 
  • Jangan pernah menyalip di tanjakan 
Didalam techniques mengemudi defensive bidang pandang kedepan terbagi atas 3 zona yang masing2  zona memliki waktu yang berbeda , ketiga zona tersebut ialah
Zona Perencanaan (30-120 detik kedepan) 
Zona Analisa (12-15 detik kedepan) 
Zona Reaksi  (4-6 detik kedepan) 
Keuntungan dengan melihat kedepan sesuai dengan Techniques Defensive ialah:  
Mengetahui ancaman lebih awal 
Mempunyai waktu cukup banyak untuk mengambil tindakan 
Bertindak berdasarkan hasil analisa yang baik 
Terhindar dari tabrakan adu kambing 
Mampu mengambil resiko terkecil 

Apa yang dimaksud dengan Braking Technique 
Braking Techniques adalah cara mengerem sesuai dengan kondisi, cara mengerem tidak selalu sama melakukanya hal ini disebabkan oleh situasinya, yang namanya mengemudi situasinya selalu berubah suatu saat pengemudi akan menjumpai situasi emergency saat ketemu kondisi emergency maka cara mengeremnya juga harus sesuai dengan kondisi saat itu, untuk dapat mengerem dengan baik maka diperlukan beberapa pengetahuan tentang type dari rem dari kendaraan yang dikemudikanya dan system pengereman yang ada Type Rem Type rem Tromol/Drum Type Rem Cakram/Disc Type Rem Kombinasi  

Yang dimaksud dengan type REM TROMOL ialah roda depan dan roda belakang  terpasang rem tromol untuk jenis kendaraan seperti pada kondisi emergency diperlukan tech nique mengerem cara STAB  Tujuan pengereman Stab ialah untuk mendapatkan jarak pengereman sependek mungkin dan hal ini hanya dilakukan jika mendapatkan kondisi emergency ( jalan licin ) Mengapa harus Stab? Perlu kita ketahui berdasarkan riset yang dilakukan oleh Hardie Ferrodo disana dikatakan Mechanical Reaction Time pada type rem tromol antara 0.3 to 0.4 second, hal ini disebabkan oleh cara kerja dari rem tersebut yakni enguage by presure dan release by spring, karena release oleh kekuatan per maka release disc brake (sepatu rem) menjadi agak lama, oleh karena itu ketika menghadi kondisi emergency dengan melakukan STAB BRAKING agar disc brake tidak mengunci putaran tromol Bagaimana kalau Type Remnya Kombinasi ? 

 Jika mengemudikan kendaraam dengan type kombinasi maka cara yang tepat untuk kondisi darurat ialah dengan melakukan technique mengerem squezee, hal dipengaruhi oleh cara kerja dari rem cakram di mana waktu releasenya disc relative lebih cepat dibanding dengan waktu releasenya type rem tromol, cara mengerem squezee adalah cara yang mutlak harus dilakukan untuk kendaraan yang memiliki type rem cakram pada kondisi emergency Bagaimana bila mengendarai kendaraan yang memiliki type rem Cakram? Untuk jenis kendaraan yang seluruh remnya terpasang type rem cakram seluruhnya maka cara mengerem yang paling tepat ialah squezee untuk kondisi emergency dan untuk kendaraan yang telah terpasang system rem ABS maka seluruh techniques mengerem di atas sudah tidak diperlukan lagi karena ada perangkat computer yang akan menggantikan atau melakukan squezee atau bila ketemu kondisi emergency  

Driving Risk Assessment
 Seperti telah kita ketahui mengemudi adalah suatu aktivitas yang maha berbahaya namun tidak banyak pengemudi yang menyempatkan diri untuk mengkaji resikonya, dalam tulisan ini akan  kita ulas sedikit apa saja yang perlu kita kaji sebelum mengemudi, ada tiga kondisi yang perlu kita kaji untuk mencapai rasa aman ketika berada dijalan.  Hal hal yang perlu kajian ialah:  
  1. Kondisi Kendaraan 
  2. Kondisi Manusia 
  3. Kondisi Lingkungan/Journey Management  

Ketiga kondisi tersebut harus dikaji secara benar, point penting apa saja yang harus dikaji sebelum mengadakan perjalanan, bila salah satu element yang ada tidak memenuhi standard keselamatan sebaiknya perjalanan ditunda terlebih dahulu untuk mencegah terjadi hal yang tidak kita inginkan, bila route yang akan digunakan dilewati berulang-ulang sebaik route tersebut di kaji dahulu, hal ini sangat penting untuk  memaksimalkan operasional kendaraan dan menghindari ketidak tahuan akan adanya ancaman bagi para pengemudi. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel